بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Selamat Membaca

Toleransi Hasan Al-Bashri Bertetangga Dengan Orang Nasrani



     Kekaguman para sahabat dan murid-muridnya tak menggetarkan pribadi Hasan Al-Bashri untuk tetap hidup penuh kesederhanaan. Di rumah susun yang tidak terlalu besar ia tinggal bersama istri tercinta. Di bagian atas adalah tempat tinggal seorang Nasrani. Kehidupan berumah tangga dan bertetangga mengalit tenang dan harmonis meski diliputi kekurangan menurut ukuran duniawi.

     Di dalam kamar Hasan Al-Bashri selalu terlihat ember kecil penampung tetesan air dari atap kamarnya. Istrinya memang sengaja memasangnya atas permintaan Hasan Al-Bashri agar tetesan tidak meluber. Hasan Al-Bashri rutin mengganti ember itu tiap kali penuh dan sesekali mengelap sisa percikan yamg sempat membasahi ubin.

     Hasan Al-Bashri tidak pernah niat memperbaiki atap itu. "Kita tidak boleh mengusik tetangga", dalihnya. Jika dirunut, atap kamar Hasan Al-Bashri tak lain merupakan ubin kamar mandi seorang Nasrani, tetangganya. Karena ada kerusakan, air limbah dari kamar mandi merembes ke dalam kamar Sang Imam tanpa mengikuti saluran yamg tersedia.

     Tetangga Nasrani itu tidak bereaksi apa-apa tentang kejadian ini karena Hasan Al-Bashri sendiri belum pernah mengabarinya. Hingga suatu ketika si tetangga menjenguk Hasan Al-Bashri yang tengh sakit dan menyaksikan sendiri cairan najis kamar mandinya menimpa ruangan Hasan Al-Bashri.

     "Imam, sejak kapan engkau bersabar dengan semua ini", tetangga Nasrani tampak menyesal. Hasan Al-Bashri hanya terdiam memandang, sambil melempar senyum pendek.

     Merasa tak ada jawaban tetanggga Nasrani pun setengah mendesak. "Tolong katakan dengan jujur, wahai Imam, ini demi melegakan hati kami".

     Dengan suara berat Hasan Al-Bashri menimpali, "Dua puluh tahun yang lalu".

     "Lantas mengapa engkau tidak memberitahuku?"

     "Memuliakan tetangga adalah hal yang dianjurkan. Nabi kami mengajarkan, 'Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakan lah tetangga'. Anda adalah tetangga saya," tukasnya lirih.

     Tetangga Nasrani itu seketika mengucapkan dua kalimat Syahadat.

Syarat agar Sedekah diterima

Image result for sedekah


     Sedekah merupakan amal shaleh yang terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bersedekah juga merupakan hal yang dapat melindungi seseorang dari azab pada hari kiamat kelak. Sungguh besar sekali manfaat bersedekah apabila melakukannya dengan berharap mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, bukan karena mengharapkan pujian di mata manusia.

Supaya sedekah yang akan kita keluarkan tidak sia-sia dan mendapatkan berkah di mata Allah SWT, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika hendak bersedekah, di antaranya:

  1. Ikhlas dalam bersedekah
        Seseorang harus ikhlas niat karena Allah semata dalam bersedekah dan mencari keridhaan-Nya serta kedekatan di sisi-Nya, baik sedekah wajib maupun sedekah sunnah (mustahab). Apabila keikhlasan tidak ada, maka sedekah akan batal dan menggugurkan pahalanya. Jangan bersedekah dengan tujuan riya’ dan sum’ah bahkan untuk menyombongkan diri kepada orang lain. Orang seperti ini akan disiksa pada hari kiamat dengan siksa yang sangat berat.

    Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang pertama kali dipanaskan dengan (tubuh) mereka api Neraka pada hari kiamat ada tiga golongan…” Kemudian beliau berkata, ”Dan dihadirkan orang yang bersedekah,” sampai dengan sabda Nabi, “Allah berkata: ‘Engkau berdusta. Sesungguhnya engkau bersedekah agar dikatakan dermawan. Begitulah (kenyataan) yang telah dikatakan…,” (HR. Muslim (1095) dari Abu Hurairah ra).
  2. Mempelajari kewajiban-kewajiban dalam bersedekah 
         Seorang yang akan bersedekah harus mempelajari sedekah-sedekah yang diwajibkan atas dirinya, mempelajari ukuran-ukurannya dan kepada siapa sedekah itu harus diberikan, serta hal-hal yang akan meluruskan ibadahnya tersebut. Hal ini dilakukan sebelum ia melakukan sedekah, walaupun ia harus bertanya kepada orang yang ahli ilmu tersebut. Sebab, ia tidak akan terhitung melaksanakan kewajiban dalam ibadah hingga ia melakukannya sesuai dengan yang disyari’atkan Allah SWT. Selain itu, agar tidak mengeluarkan sesuatu jenis harta yang tidak wajib dikeluarkan zakatnya atau ia tidak memberikannya kepada orang yang tidak berhak menerimanya.
  3. Tidak menunda-nunda sedekah yang wajib hingga keluar waktunya
         Jika seorang Muslim sudah wajib mengeluarkan atas hartanya, tanamannya, perniagaannya atau yang lainnya dari harta sedekah yang wajib, maka ia wajib mengeluarkannya tepat pada waktunya. Tidak boleh menundanya tanpa adanya udzur yang syar’i.
  4. Mendahulukan sedekah yang wajib daripada yang Mustahab (sunnah)
         Seorang Muslim harus mengeluarkan zakat yang wajib terlebih dahulu pada saat tiba waktunya daripada sedekah yang mustahab (sunnah). Sebab, menunaikan sedekah yang wajib termasuk rukun Islam. Allah SWT tidak akan menerima amalan-amalan sunnah hingga ia mengamalkan amalan wajib. Amal yang disukai Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya adalah dengan menunaikan kewajiban yang disebutkan dalam hadits qudsi, “… dan tidakkah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai daripada apa-apa yang telah aku wajibkan atasnya…,” (telah disebutkan takhrij-nya).
  5. Mengeluarkan zakat dari jenis-jenis harta yang telah ditentukan syari’at apabila telah wajib atasnya
         Apabila sudah jatuh kewajiban kepada seorang Muslim untuk mengeluarkan sedekah (zakat) atas barang tertentu secara syar’i dan sesuai syari’at yang telah ditentukan. Misalnya zakat fitrah yang telah diwajibkan oleh Rasulullah SAW yaitu satu sha’ gandum/burr atau satu sha’ kurma atau satu sha’ sya’ir (jewawut) atau sejenisnya, maka seharusnya seorang Mukmin mengeluarkan zakat harta-harta yang telah disebutkan oleh Rasulullah SAW atau hal-hal yang disebutkan dalam nash tersebut. Jangan mengeluarkan pengganti selainnya atas dasar ijtihad sendiri.

         Mengeluarkan jenis-jenis harta yang telah disebutkan dalam syari’at akan menjauhkan seorang Muslim dari perselisihan-perselisihan pendapat fiqih tentang barang yang digunakan sebagai penggantinya, apakah boleh atau tidak. Sebab, tidak ada orang yang mengatakan bahwasanya jenis-jenis harta yang dikeluarkan menurut ketetapan syari’at tidak sah. Namun, yang menjadi khilaf (perbedaan pendapat) adalah harta jenis lain, apakah sah atau tidak.
  6. Hendaklah sedekah itu dari hasil yang baik
         Bersedekahlah dari harta yang halal karena itu merupakan sebab diterimanya sedekah dan akan menghasilkan pahala. Sebagaimana sabda Nabi SAW, “Tidaklah seseorang bersedekah dengan harta yang baik, dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik-baik, melainkan Allah akan mengambil dengan tangan kanan-Nya. Jika itu berupa sebutir kurma, niscaya ia akan tumbuh di telapak tangan Allah SWT sehingga menjadi lebih besar daripada gunung. Sebagaimana seseorang di antara kamu menyemai benihnya atau memelihara anak unta,” (HR. Ahmad (II/538), an-Nasa-i (V/57), at-Tirmidzi (661) dan ia berkata “Hasan Shahih”. Dan Ibnu Majah (1842) dari Abu Hurairah ra).
  7. Memberikan sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan
         Hendaklah orang-orang yang bersedekah berusaha memberikan sedekahnya kepada orang-orang yang berhak menerimanya, seperti fakir, miskin, anak yatim, janda, orang yang terlilit utang dan orang yang berhak menerima sedekah lainnya. Jangan memberikannya kepada orang yang ia ketahui tidak membutuhkannya. Apabila hendak mengeluarkan sedekah sunah maka dianjurkan mendahulukan orang yang pantas menerimanya. Sebab, sedekah itu akan menjaga mereka dari perbuatan yang haram untuk mendapatkan sesuap nasi atau yang lainnya. Allah SWT telah menjelaskan jenis-jenis orang yang menerima zakat.

    “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,” (QS. At-Taubah [9]:60).
  8. Mengeluarkan harta yang terbaik dalam bersedekah
         Jangan dengan sengaja seseorang mengeluarkan barang-barang atau makanan yang buruk untuk disedekahkan, atau memilih harta-harta yang buruk dalam bersedekah. Namun hendaknya pilihlah sesuatu yang baik dan bagus. Demikian juga apabila mampu, maka berikanlah yang paling bagus karena pada hakikatnya ia menyerahkannya untuk dirinya di sisi Allah SWT. Allah SWT berfirman:

    “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji,” (QS. Al-Baqarah [2]:267).
  9. Bersedekah dengan apa-apa yang Allah SWT cintai

       
    Jika seorang hamba mampu bersedekah dengan sesuatu yang ia cintai dari harta, makanan atau yang sejenisnya, maka ia akan mendapatkan pahala yang lebih besar dari Allah SWT.

    Allah SWT berfirman:
    “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya,” (QS. Ali-Imran [3]:92).

    Oleh karena itu, ‘Abdullah bin Uma ra, apabila datang kepada beliau seorang peminta-minta, maka ia akan memerintahkan keluarganya untuk memberikannya gula karena ia menyukai gula. Demikianlah, hendaklah orang-orang yang suka berbuat baik segera berlomba-lomba melakukannya.
  10. Tidak menggunakan sedekah dengan mengungkit-ungkit dan menyakiti orang yang menerima sedekah

         
    Tidak boleh seseorang mengungkit-ungkit sedekah kepada orang yang menerimanya atau merendahkannya dengan sedekah, atau menyebutkan kebaikan-kebaikan atau jasa-jasa yang telah ia berikan kepadanya. Sebab, hal itu dapat melukai perasaan orang yang menerimanya dan dapat menghapus (pahala) sedekah, sebagaimana firman Allah SWT:

    “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir,” (QS. Al-Baqarah [2]:264).

    Juga dalam firman Allah SWT:
    “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati,” (QS. Al-Baqarah [2]:262).
  11. Mengagumi nikmat-nikmat Allah SWT dan mensyukurinya
         Wajib bagi orang yang bersedekah agar merenungi nikmat Allah SWT atas dirinya ketika bersedekah. Sebab, Allah telah menjadikannya kaya dan membuatnya tidak menerima sedekah. Allah SWT menjadikannya tangan di atas. Allah SWT menjadikannya orang yang memberi bukan menerima. Yang demikian termasuk nikmat Allah atas dirinya sehinga ia harus mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepadanya.
  12. Hendaklah orang yang bersedekah tidak memandang dirinya berjasa atas orang-orang yang menerima sedekahnya
         Seseorang yang telah memberikan sedekah harusnya memandang semua itu sebagai karunia Allah SWT karena Dialah yang memberikan dan melimpahkan harta tersebut kepadanya. Bahkan, seorang Mukmin yang bijak akan melihat bahwasanya orang fakir itulah yang telah mencurahkan karunia kepadanya. Sebab, orang fakir menerima sedekahnya sehingga memberikan kesempatan baginya untuk menerima pahala dari Allah SWT.
  13. Tidak mengurungkan niat bersedekah karena keraguan terhadap orang yang menerimanya
         Apabila seorang yang bersedekah ragu terhadap orang yang menerima sedekahnya, tidak juga bisa memastikan apakah ia benar-benar fakir atau tidak maka janganlah membuatnya tidak jadi bersedekah. Sebab, pada dasarnya ia mengharapkan pahala dari Allah SWT dari sedekahnya. Hal ini kerap kali terjadi. Selama ia bersungguh-sungguh memberikan sedekah kepada yang berhak dan besar sangkaannya bahwa orang yang dimaksud berhak menerimanya, maka berikanlah sedekah itu.

Pengertian Sholat Idul Adha



A. DEFINISI SHALAT IDUL ADHA

     Shalat Idul Adha adalah shalat yang diadakan pada Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada 10 Dzulhijjah yang bertepatan dengan ibadah haji di Makkah Al-Mukarramah dan kerena itu disebut juga dengan Hari Raya Haji atau Hari Raya Qurban kerena disunnahkan berkurban bagi yang mampu.

B. DALIL DASAR IDUL ADHA

- QS Al-Kautsar :2 فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ menurut sebagian ulama tafsir, shalat yang dimaksud adalah shalat hari raya.

- Hadits Bukhari dan Muslim

أُمِّ عَطِيَّةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْها قَالَتْ : أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِي الْفِطْرِ وَالأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ ، فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلاةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ . قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِحْدَانَا لا يَكُونُ لَهَا جِلْبَابٌ . قَالَ : لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا .

Artinya: Ummu Atiyyah berkata: Rasulullah menyuruh kami perempuan untuk keluar di Idul Fitri dan Idul Adha. Baik wanita yang baru balig, wanit` sedang haid dan wanita perawan. Sementara orang yang haid dipisahkan dari (tempat) shalat. Agar mereka dapat menyaksikan kebaikan dan doa umat Islam." Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, ada di antara kami yang tidak mempunyai jilbab." Beliau mengatakan, "Sebaiknya saudara perempuannya memberinya jilbab." 

- Hadits sahih dalam kitab Sahihul Jamik {أفضل أيام الدنيا أيام العشر
Artinya: Sebaik-baik hari dunia adalah hari kesepuluh

- Hadits sahih menurut Tirmidzi riwayat ahlussunan: {أفضل الأيام عند الله يوم النحر ثم يوم القَرّ
Artinya: Hari paling utama di sisi Allah adalah hari raya Qurban kemudian hari Qarr atau hari kesebelas Dzulhijjah.


C. HUKUM SHALAT IDUL ADHA

     Shalat Idul Adha hukumnya sunnah. Ia merupakan bagian penting dari perayaan hari raya Idul Adha. 


Baca juga :

TATA CARA MELAKSANAKAN SHALAT IDUL ADHA

TATA CARA MELAKSANAKAN SHALAT IDUL ADHA



Tata Cara melaksanakan Sholat Idul Adha adalah sebagai berikut :
  1. Imam memimpin pelaksanaan Sholat Idul Adha dengan khusuk, diawali dengan niat yang ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya adalah :


  2. Pada rakaat pertama sesudah membaca do'a iftitiah bertakbit sambil mengngkat tangan sebanyak tujuh kali. Di sela-sela takbir satu dan lainnya disunnahkan membaca :


  3. Setelah takbir tujuh kali dan membaca tasbih tersebut dianjurkan membaaca surah Al-Fatihah dan membaca salah satu Surah dalam Al-Qur'an. Namun, diutamakan surah Qaf atau surah Al-'A'la.
  4. Pada rakaat kedua, setelah takbir berdiri kemudian membaca takbir lima kali sambil mengangkat tangan dan diantara setiap takbir disunnahkan membaca tasbih. Setelah itu disunnahkan membaca surah Al-Fatihah dan surah-surah pilihan. Surah yang paling diutamakan adalah surah Ar-Qamar atau Surah Al-Ghasiyyah.
  5.  Sholat Idul Fitri ditutup dengan salam. Setelah itu khatib mengumandangkan khutnah dua kali. Khutbah yang pertama dibuka dengan takbir sembilan kali dan khutbah yag kedua dibuka dengan takbir tujuh kali. Ada pula yang melaksanakan khutbah hanya satu kali.

     Itulah tata cara melaksanakan sholat Idul Adha. Semoga bermanfaat.

10 Things To Do On 'Id (!0 Hal Yang Harus Dilakukan Saat Idul Fitri



         Idul Fitri adalah hari raya umat muslim di seluruh dunia, setelah melaksanakan puasa selama satu bulan penuh. Pada hari itu, umat muslim menyambutnya dengan penuh suka cita dan bersilaturrahmi dengan umat muslim yang lain. Di hari itu juga, kita disunnahkan untuk melakukan hal-hal berikut ini : 


  1. Wake up early (Bangun Lebih Awal)
  2. Take a bath (Mandi "Sunnah Idul Fitri" )
  3. Dress Nicely (Memakai pakaian yang terbaik)
  4. Eat before you go (Makan sebelum berangkat sholat Idul Fitri)
  5. Walk,Walk,Walk (Berjalan "Disunnahkan berjalan" )
  6. Say gtakbir along the way (Gemakan takbir saat perjalanan menuju tempat sholat "Id" )
  7. Pray 'Id al fithr (Sholat 'Idul Fitri berjamaah di Masjid?Lapangan)

  8. Listen to the 'Id Sermon (Mendengarkan khutbah setelah sholat Idul Fitri)

  9. Greet family, friends and people near you (Sapa keluarga,teman, dan orang-orang disekitar kita setelah sholat Idul Fitri)

  10. Walk home different route to which you came (Mengambil jalan pulang yang berbeda dengan jalan yang dilalui saat berangkat)

Tips Mengendalikan Emosi "Amarah"











  • DIAM
    RASULULLAH SAW. Bersabda: "Jika kalian marah,maka diamlah".(H.R.Ahmad)
  • AMBIL POSISI RENDAH
    RASULULLAH SAW. Bersabda: "Jika seseorang marah dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendaknyadia berbaring".(H.R.Ahmad)
  • SEGERA BERWUDHU ATAU MANDI
    RASULULLAH SAW. Bersabda : "Sesungguhnya marah itu berasal dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api dapat dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaklah berwudhu". (H.R.Ahmad)

  • INGAT, ADA BIDADARI DI SURGA
    RASULULLAH SAW Bersabda : "Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya dihadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, dan menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia kehendaki". (H.R.Tirmidzi)

    INGAT
     : "Tapi untuk melakukan tips-tips diatas tadaklah mudah, karena umumnya orang marah lupa segalanya dan cenderung meluapkan AMARAHNYA.

    PESAN TERAKHIR DARI TULISAN INI : "JANGAN MARAH"
  • TIPS DAN TRIK DALAM BERTEMAN


              Berteman merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi makhluk sosial (manusia). Karena makhluk sosial (manusia) tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Walaupun kita memiliki segalanya, kita masih butuh bantuan orang lain. Agar kita mudah saat membutuhkan bantuan orang lain, maka kita harus memiliki banyak teman.
             
              Untuk mendapatkan banyak teman, kita memerlukan tips dan trik dalam berteman. Oleh karena itu, saya akan berbagi tips dan trik yang bisa anda gunakan untuk mendapatkan teman yang banyak, diantaranya :
    1. Berteman dengan siapa saja, namun selektif dalam bergaul
    2. Jika bertemu dengan orang yang baru dikenal, ucapkanlah salam
    3. Awali dengan senyuman
    4. buat pertemanan dimanapun dan kapanpun
    5. Banyak membaca
    6. Tinggalkan sesuatu yang berkesan
    7. Berikan manfaat sebesar-besarnya
    8. Terus bina pertemanan yang sudah dijalin


      AKHIR DARI TULISAN INI : "PUNYA SERIBU TEMAN TERASA SNGAT KURANG, NAMUN PUNYA SATU MUSUH SAJA TERASA SANGAT BERAT BANGET"



      http://berbagiilmu-ilmuislam.blogspot.co.id/2016/09/tips-mengendalikan-amarah.html

    Toleransi Hasan Al-Bashri Bertetangga Dengan Orang Nasrani



         Kekaguman para sahabat dan murid-muridnya tak menggetarkan pribadi Hasan Al-Bashri untuk tetap hidup penuh kesederhanaan. Di rumah susun yang tidak terlalu besar ia tinggal bersama istri tercinta. Di bagian atas adalah tempat tinggal seorang Nasrani. Kehidupan berumah tangga dan bertetangga mengalit tenang dan harmonis meski diliputi kekurangan menurut ukuran duniawi.

         Di dalam kamar Hasan Al-Bashri selalu terlihat

    Kisah Teladan Islami penuh Hikmah

    Artikel Lainnya

    kejujuran Syejh Abdul Qadir Jaelani



         Suatu ketika Abdul Qadir Al-Jaelani meminta izin kepada ibunya untuk menuntut ilmu agama ke Bagdad. Mendengar niat anaknya begitu, ibunya merasa senang dan mengizinkannya untuk menimba ilmu agama kepada ulama'-ulama' besar di Bagdad. Dan ibunya pun berpesan kepada anaknya, "Wahai Abdul Qadir, ibu meminta kepada kamu untuk berlaku jujur dalam tindakan dan ucapan selama kamu menimba ilmu di sana, dan ibu memberikan bekal kepada kamu warisan dari ayahmu uang sebanyak 200 dinar untuk bekal kamu selama kamu di sana. Apabila nanti ada rombongan pengusaha yang akan pergi ke sana alangkah baiknya kamu ikut rombongan itu". Abdul Qodir pun pergi dengan ridho ibunya. Di tengah perjalanan ada sekelompok gerombolan perampok yang menghadang rombongan syekh Abdul Qodir dan para pengusaha. Kelompok gerombolan ini terkenal bengis dan sadis. dan satu persatu harta yang dibawa para rombongan pun dirampas.

         Pada saat salah satu anggota perampok mendekati Abdul Qadir, ia pun bertanya pada Abdul Qadir, "Hai anak muda, harta apa yang kamu miliki?". Abdul Qadir pun menjawab, "Aku punya uang 200 dinar, yang disimpan di bawah ketiakku". Anehnya orang yang bertanya tadi malah tertawa dan tidak percaya bahwa Abdul Qadir muda memiliki harta 200 dinar dan berkata jujur.

         Abdul Qadir pun disuruh pergi, dan bertemu lagi dengan anggota ramppok yang lain dan ditanya lagi seperti pertanyaan tadi. Orang yang kedua puntidak mempercayainya. Dan pada akhirnya kepala rampoknya mendengar bahwa ada anak muda yang mengaku memiliki harta 200 dinar tapi tidak ada yang percaya. Disuruhlah Abdul Qadir untuk menghadap kepada kepala rampok dan kepala rampok itu menanyakan pertanyaan sama dengan anak buahnya. Abdul Qadir pun menjawab dengan jawaban yang sama dan membuktikan bahwa dia memang memiliki uang 200 dinar.

         Ketika melihat kebenaran dan kejujuran yang dilakukan Abdul Qadir muda, ia pun kaget dan tercengang lalu kepala perampok itu bertanya kepada Abdul Qadir mengapa ia berani berkata jujur padahal dalam situasi berbahaya. Abdul Qadir pun menjawab "Saya tidak ingin melanggar janji kepada ibu saya dan saya tidak inginmembuatibu saya kecewa". Kepala perampok tersebut menanyakan kepadanya mengenai janji apa yang telah ia ucapkan kepada ibunya. Lalu Abdul Qadir pun menjawab, "Ibu saya mewasiatkan kepada saya untuk berlaku jujur dalam bertingkah laku dan berbicara walau dalam keadaan apa pun".

         Mendengar penjelasan Abdul Qadir, kepala perampok pun merasa terharu dan menangis di hadapan beliau karena merasa malu pada sikap Abdul Qadir yang walaupun pada masa itu masih belia. Sedangkan dia dan anak buahnya sudah sering dan banyak melanggar aturan Allah.

         Karena keteladanan dan kajujurannya maka kepala rampok pun bertaubat di hadapan Syekh Abdul Qadir dan berjanji tidak akan melakukan perbuatan yang dilarang Allah dan merugikan banyak orang. Dan hasil rampoknya pun dikembalikan kepada pemiliknya.

    Manfaat Berperilaku Jujur dalam Kehidupan



         Sikap jujur merupakan sikap terpuji yang tentunya banyak sekali manfaatnya apabila kita bisa membiasakan diri dengan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari. Memang sulit, tetapi dengan sikap jujur, kita mudah dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berikut ini beberapa manfaat berperilaku jujur :

    1) Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tak merasa dibebani. Maksudnya bila kita jujur tentunya tidak ada kebohongan yang harus ditutup-tutupi.

    2) Timbul rasa percaya diri. Orang jujur biasanya akan memiliki rasa percaya diri tinggi, karena tidak tersandera dengan ucapan-ucapan bohong yang pernah dilakukan.

    3) Bersikap jujur dalam kehidupan masyarakat tentunya akan banyak membawa dampak positif. Misalnya, jika kita jujur dalam hal pemilu pasti tidak akan ada lagi suap-menyuap. Fakta dalam masyarakat, kalau ada pemilihan pemimpin baru, banyak yang melakukan suap agar menenangkan pemilihan. Dengan kejujuran, praktik busuk semacam itu bisa dihilangkan.

    4) Sikap jujur dalam keluarga tentunya membuat anggota keluarga tersebut menjadi nyaman, karena antar keluarga dapat berinteraksi tanpa beban dan saling membantu apabila ada masalah dalam satu pihak keluarga.

    5) Melaksanakan ajaran yang mulia dari agama dan budaya luhur yang dianut oleh bangsa manapun. Akan dihormati oleh sesama manusia, karena semua orang menghargai kejujuran yang sejati. Seseorang yang memiliki sikap jujur akan berani melawan kemungkaran dan mengajak orang lain berbuat kebaikan.

    6) Dengan bersifat jujur, tentunya kita akan memperoleh pahala yang besar dari Allah.Dan pahala itu akan menjadi modal dan bekal kita untuk kebahagiaan hidup di akhirat kelak.

    Jujur dalam Islam



    A. Pengerian Jujur


         Dalam bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata Shiddiq yang artinya benar, dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan kenyataan. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah). Jujur juga disebut dengan benar, memberitakan sesuatu yang benar atau sesuai dengan kenyataan.

         Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Ada pula yang berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan demikian, jujur berarti keselarasan antara beerita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau sesuatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau jujur, tetapi kalau tidak, maka dikatakan dusta.
         Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagai seorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya. Seorang yang berbuat riya' tidaklah dikatan sebagai orang yang jujur karena dia telah menampakkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dia sembunyaikan (di dalam batinnya). Begitu pula orang munafik tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia menampakka dirinya sebagai seorang yang bertauhid,padahal sebaliknya. Jelasnya, kejujuran merupakan sifat seorang yang beriman, sedangkan lawannya dusta, merupakan sifat orang yang munafik.

    B. Macam-Macam kejujuran

         Ada beberapa macam kejujuran yang sudah semestinya dimiliki oleh setiap Muslim, yaitu sebagai berikut :

       1) Kejujuran lisan (shidqu al-lisan)
       2) Kejujuran Niat dan Kemauan (Shidqu an-Niyyah wa al-Iradah)
       3) Kejujuran Tekad dan Amal Perbuatan

    C. Keutamaan Berperilaku Jujur
    D. Manfaat Berperilaku Jujur dalam Kehidupan
    E. Kisah Teladan

    Keutamaan Berperilaku Jujur



         Nabi Muhammad Saw. menganjurkan umatnya untu selalu jujur karena kejujuran merupakan mukadimah akhlaq mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada akhlaq tersebut. Kita harus menanamkan kesadaran pada diri kita untuk selalu berperilaku jujur, baik kepada Allah, orang lain maupun diri sendiri. Jika kita sudah bisa membiasakan berperilaku jujur, kita akan mendapatkan hikmah yang luar biasadalam kehidupan sehari-hari.
         Kita harus menyadari dan mengetahui akibat dari kebohongan sehimgga kita bisa menjauhi sifat buruk tersebut. Contoh akibat dari kebohongan adalah hilangnya kepercayaan orang lain terhadap kita, susah mendapatkan teman bahkan tidak mempunyai teman, susah mendapat pekerjaan karena tidak dipercaya. Berperilaku jujur terkadang sangat pahit pada awalnya tetapi percayalah, buah manis akan diperoleh pada akhirnya.
         Perilaku jujur bisa diterapkan dalam berbagi hal dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat di mana kita tinggal. Terdapat beberapa keutamaan berperilaku jujur, Diantaranya adalah sebagai berikut :

       1) Menentramkan Hati

    Rasulullah Saw. Bersabda : "Jujur itu merupakan ketentraman hati".

       2) Membawa Berkah

    Rasulullah Saw. Bersabda : "Dua orang yang jual-beli itu boleh pilih-pilih selama belum berpisah. Jika dua-duanya jujur dan terus terang, mereka akan diberkahi dalam jual-belinya. Dan jika dua-duanya bohong dan menyembunyikan, hilanglah berkah jual-beli mereka".

       3) Meraih kedudukan yang Syahid

    Rasulullah Saw. Bersabda : "Barangsiapa yang meminta syahid kepada Allah dengan sungguh-sungguh (jujur), maka Allah akan menaikkannya ke tempat para syuhada meskipun mati di tempat tidurnya".

       4) Mendapat Keselamatan

    Dusta juga dalam hal-hal tertentu diperbolehkan, jika jujur ketika itu bisa menimbulkan kekacauan.

       5) Mendapat Kemudahan dalam Hidup

    Kejujuran Tekad dan Amal Perbuatan




         Kejujuran Tekad dan Amal Perbuatan berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang diridhai oleh Allah dan melaksanakannya secara kontinu. Allah SWT. berfirman :


       Artinya : "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menempati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah (janjinya)". (Q.S Al-Ahzab/33 : 23)

    Kejujuran Niat dan Kemauan (Shidqu an-Niyyah wa al-Iradah)



        Kejujuran Niat dan Kemauan (Shidqu an-Niyyah wa al-Iradah) adalah motivasi bagi setiap gerak dan langkah seorang dalam semua kondisi dalam rangka menunaikan hukum Allah dan ingin mencapai ridha-Nya. Dalam hal ini Rasulullah SAW. bersabda yang artinya : "Barang siapa yang berharap dengan penuh kejujuran agar meninggal dunia dalam keadaan syahid maka dia akan dikaruniainya, meski tidak mendapatkannya". (H.R Muslim)

    Kejujuran lisan (shidqu al-lisan)



         Kejujuran lisan (shidqu al-lisan) yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realita yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari'at seperti dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang yang bersengketa atau menyenangkan istri, dan sebagainya. Rasulullah SAW. bersabda yang artinya : "Jaminlah kepadaku enam perkara dari diri kalian, niscaya aku menjamin bagi kalian surga : Jujurlah jika berbicara, penuhilah jika kalian berjanji, tunaikan jika kalian dipercaya, jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan kalian, dan tahanlah tanagn kalian". (H.R Hakim)

    Pengertian Sholat



         Sholat adalah suatu kewajiban bagi seorang muslim yang sudah baligh dan harus dikerjakan dalam waktu kapanpun (Saat sakit, dalam perjalanan, dan lain sebagainya). Sholat merupakan rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Sholat juga berarti do'a dan secara istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah sholat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Adapun menurut hakikiyah ialah "berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan-Nya.

         Adapun dalil-dalil tentang sholat adalah sebagai berikut :

    وَاَقِيْمُوْ الصَّلَىةَ وَآتُوْ الزَّكَوةَوَارْكَعُوْامَعَ الرَّاكِعِيْن

    Artinya : "Dan dirikanlah Sholat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' ". (Q.S Al-Baqarah/2:110)

    وَاَقِيْمِ الصَّلَوةَ اِنَّ الصَّلَوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرَ

    Artinya : "Dan kerjakanlah sholat, sesungguhnya sholat itu bisa mencegah perbuatan keji dan munkar. (Q.S An- Nuur : 56)


         Macam-Macam Sholat :

    1. Sholat Fardhu

    Macam-Macam Sholat Sunnah



         Sholat Sunnah adalah shalat yang dianjurkan untuk mengerjakannya. Orang yang melaksanakan sholat Sunnah mendapatkan pahala dan keutamaan dari Allah SWT. Namun, jika seseorang tidak melaksanakan shalat sunnah, dia tidak berdosa. Dalam melaksanakan shalat sunnah, Rasulullah memberi teladan yang penuh dengan kemuliaan. Beliau selalu mengerjakannya, seperti sholat-sholat rawatib, shalat dhuha, witir, dan sebagainya.

        Diantara sekian banyak sholat sunnah, ada yang dtekankan untuk dikerjakan dengan berjamaah, ada yang dikerjakan secara munfarid (sendiri). Berikut macam-macam sholat sunnah :

    A. SHOLAT SUNNAH YANG DIKERJAKAN SECARA BERJAMAAH

       1. Sholat Idul Fitri
       2. Sholat Idul Adha
       3. Sholat Kusuf (Gerhana Matahari)
       4. Sholat Khusuf (Gerhana Bulan)
       5. Sholat Istisqa' (Meminta Hujan)

    B. SHOLAT SUNNAH MUNFARID (SENDIRIAN)

       1. Sholat Rawatib
       2. Sholat Tahiyyatul Masjid
       3. Sholat Istikharah

    C. SHOLAT SUNNAH BERJAMAAH ATAU MUNFARID

       1. Sholat Tarawih
       2. Sholat Witir
       3. Sholat Dhuha
       4. Sholat Tahajjud
       5. Sholat Tasbih

    Pengertian sholat Idul Fitri


         Shalat Idul Fitri adalah Sholat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan pada hari raya Idul Fitri pada Setiap tanggal 1 Syawal setelah melaksanakan puasa ramadhan satu bulan lamanya. Hukum melaksanakan sholat sunnah ini adalah sunnah muakad (sangat dianjurkan).

         "Id" artinya kembali yaitu dengan hari raya Idul Fitri ini kita kembali dihalalkan berbuka seperti makan dan minum disiang hari yang sebelumnya selama bulan ramadhan hal itu dilarang.

         Waktu untuk melaksanakan sholat Idul Fitri adalah sesudah terbitnya matahari sampai tergelincirnya matahari pada tanggal 1 Syawal tersebut.

    Tata Cara Melaksanakan Sholat Idul Fitri



         Tata Cara melaksanakan Sholat Idul Fitri adalah sebagai berikut :

    1. Imam memimpin pelaksanaan Sholat Idul Fitri dengan khusuk, diawali dengan niat yang ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya adalah

    Artinya : "Saya niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat karena Allah Ta'ala"

    2. Pada rakaat pertama sesudah membaca do'a iftitiah bertakbit sambil mengngkat tangan sebanyak tujuh kali. Di sela-sela takbir satu dan lainnya disunnahkan membaca :


    3. Setelah takbir tujuh kali dan membaca tasbih tersebut dianjurkan membaaca surah Al-Fatihah dan membaca salah satu Surah dalam Al-Qur'an. Namun, diutamakan surah Qaf atau surah Al-'A'la.

    4. Pada rakaat kedua, setelah takbir berdiri kemudian membaca takbir lima kali sambil mengangkat tangan dan diantara setiap takbir disunnahkan membaca tasbih. Setelah itu disunnahkan membaca surah Al-Fatihah dan surah-surah pilihan. Surah yang paling diutamakan adalah surah Ar-Qamar atau Surah Al-Ghasiyyah.

    5. Sholat Idul Fitri ditutup dengan salam. Setelah itu khatib mengumandangkan khutnah dua kali. Khutbah yang pertama dibuka dengan takbir sembilan kali dan khutbah yag kedua dibuka dengan takbir tujuh kali. Ada pula yang melaksanakan khutbah hanya satu kali.

         Setelah sholat Idul Fitri, para jamaah dianjurkan untuk bersalam-salaman untuk saling memaafkan lahir dan batin. Seteh selesai sholat, kita pulang ke rumah dengan menempuh jalan yang berbeda dengan pada saat berangkat.

         Disepanjang jalan, kita disunnahkan untuk saling bersilaturrahmi dan bersedekah, saling memberikan maaf pada sesama keluarga, family, tetanggga dan saudara sesama Muslim. Khusus hari raya Idul fitri kita disunnahkan mengucapkan selamat pada sesama saudara sesama Muslim ketika bertemu.


    Semoga Bermanfaat