بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Selamat Membaca

kejujuran Syejh Abdul Qadir Jaelani

Bismillah 08:35


     Suatu ketika Abdul Qadir Al-Jaelani meminta izin kepada ibunya untuk menuntut ilmu agama ke Bagdad. Mendengar niat anaknya begitu, ibunya merasa senang dan mengizinkannya untuk menimba ilmu agama kepada ulama'-ulama' besar di Bagdad. Dan ibunya pun berpesan kepada anaknya, "Wahai Abdul Qadir, ibu meminta kepada kamu untuk berlaku jujur dalam tindakan dan ucapan selama kamu menimba ilmu di sana, dan ibu memberikan bekal kepada kamu warisan dari ayahmu uang sebanyak 200 dinar untuk bekal kamu selama kamu di sana. Apabila nanti ada rombongan pengusaha yang akan pergi ke sana alangkah baiknya kamu ikut rombongan itu". Abdul Qodir pun pergi dengan ridho ibunya. Di tengah perjalanan ada sekelompok gerombolan perampok yang menghadang rombongan syekh Abdul Qodir dan para pengusaha. Kelompok gerombolan ini terkenal bengis dan sadis. dan satu persatu harta yang dibawa para rombongan pun dirampas.

     Pada saat salah satu anggota perampok mendekati Abdul Qadir, ia pun bertanya pada Abdul Qadir, "Hai anak muda, harta apa yang kamu miliki?". Abdul Qadir pun menjawab, "Aku punya uang 200 dinar, yang disimpan di bawah ketiakku". Anehnya orang yang bertanya tadi malah tertawa dan tidak percaya bahwa Abdul Qadir muda memiliki harta 200 dinar dan berkata jujur.

     Abdul Qadir pun disuruh pergi, dan bertemu lagi dengan anggota ramppok yang lain dan ditanya lagi seperti pertanyaan tadi. Orang yang kedua puntidak mempercayainya. Dan pada akhirnya kepala rampoknya mendengar bahwa ada anak muda yang mengaku memiliki harta 200 dinar tapi tidak ada yang percaya. Disuruhlah Abdul Qadir untuk menghadap kepada kepala rampok dan kepala rampok itu menanyakan pertanyaan sama dengan anak buahnya. Abdul Qadir pun menjawab dengan jawaban yang sama dan membuktikan bahwa dia memang memiliki uang 200 dinar.

     Ketika melihat kebenaran dan kejujuran yang dilakukan Abdul Qadir muda, ia pun kaget dan tercengang lalu kepala perampok itu bertanya kepada Abdul Qadir mengapa ia berani berkata jujur padahal dalam situasi berbahaya. Abdul Qadir pun menjawab "Saya tidak ingin melanggar janji kepada ibu saya dan saya tidak inginmembuatibu saya kecewa". Kepala perampok tersebut menanyakan kepadanya mengenai janji apa yang telah ia ucapkan kepada ibunya. Lalu Abdul Qadir pun menjawab, "Ibu saya mewasiatkan kepada saya untuk berlaku jujur dalam bertingkah laku dan berbicara walau dalam keadaan apa pun".

     Mendengar penjelasan Abdul Qadir, kepala perampok pun merasa terharu dan menangis di hadapan beliau karena merasa malu pada sikap Abdul Qadir yang walaupun pada masa itu masih belia. Sedangkan dia dan anak buahnya sudah sering dan banyak melanggar aturan Allah.

     Karena keteladanan dan kajujurannya maka kepala rampok pun bertaubat di hadapan Syekh Abdul Qadir dan berjanji tidak akan melakukan perbuatan yang dilarang Allah dan merugikan banyak orang. Dan hasil rampoknya pun dikembalikan kepada pemiliknya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Semoga Bermanfaat